6 Jan 2013

Orang Tua Kita

Mungkin di antara kita pernah berpikir, andai orang tua kita seperti orang lain. Andai ibu kita menjadi tokoh idola di televisi yang dipuja-puja banyak orang atau andai Ayah kita sukses dan menjadi hartawan kaya raya yang bisa mengabulkan segala permintaan kita. Ya dulu pun aku pernah berkhayal seperti itu, tidak salah memang, karena toh kita mengkhayalkan yang baik-baik tentang mereka. Tapi jangan sampai khayalan-khayalan tersebut berubah menjadi tuntutan yang harus jadi kenyataan dan malah membebani orang tua kita, apalagi menjadi alasan kita untuk tidak mentaati mereka karena mereka tidak seperti yang kita khayalkan. Tapi, apakah kita pernah berpikir bahwa semua peran telah dimiliki oleh orang tua kita dan kesemuanya itu dijalani mereka dengan totalitas. Demi kita, ya demi kita anak-anak mereka.

Hartawan kaya raya itu adalah ayah kita, yang selalu membiayai kita dari mulai persalinan, biaya kita sekolah, biaya makan, biaya telepon, internet dll. Mungkin semua yang kita pakai dan nikmati sekarang semuanya dibiayai oleh Beliau. Bahkan ayah kita lebih hebat dari sang hartawa kaya raya, jika sang hartawan hanya bisa memberikan segalanya dengan uang, tidak dengan ayah kita, saat tidak punya uang pun ayah kita tetap ingin memberikan yang terbaik pada anak-anaknya. Tak terbayang perasaan seorang ayah saat anaknya tidak bisa menikmati apa yang dinikmati anak-anak lain. Pasti seorang ayah akan berusaha memenuhi permintaan anaknya tersebut. Dan saat Ia tidak mendapatkan uang yang cukup, ia juga tidak akan menolak permintaan kita, ia hanya berkata, "Iya Nak, nanti Ayah belikan!". Ia bahkan tidak mau kita tahu bahwa Ia tidak mempunyai uang. Cukuplah Ia menyimpan permasalahannya sendiri. Begitulah hebatnya seorang Ayah.

Guru teladan adalah orang tua kita, yang sedari kita kecil telah mendidik kita. Mereka mendidik kita di rumah, di jalan, di mana saja. Asal kan bersama mereka, di jamin kita mendapatkan pelajaran-pelajaran yang berharga. Aku masih ingat saat masih kecil, ketika aku jalan-jalan bersama ayahku, aku selalu banyak bertanya, mulutku cerewet sekali kala itu, apapun aku tanyakan padanya, dan beliau selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan ku itu dengan sabar, walaupun kadang pertanyaanku konyol. Dan juga ibuku, yang bisa membuat anaknya menulis dengan baik, jika dulu memegang pensil saja aku tak bisa, tapi di tangan ibuku aku menjadi bisa menulis dan menggambar. Walaupun setelah itu aku malah menggambar di tembok rumah, ibuku hanya tersenyum lalu kembali mengajariku bahwa menggambar itu bukan di tembok rumah tapi aku bisa menggambar di buku. Bukti kesabaran hakiki yang dimiliki orang tua.

Dokter yang handal juga adalah orang tua kita. Saat kita sakit, merekalah yang pasti memberikan pertolongan pertama. Mereka tahu apa yang harus dilakukan sampai kondisi kita pun menjadi lebih baik. Saat kita sakit, dengan sigap orang tua kita melayani kita, memberikan obat, makan dan merawat kita dengan penuh kasih sayang. Aku rasa tidak ada satupun rumah sakit, yang bersertifikasi internasional pun yang bisa memperlakukan pasiennya seperti ini.

Banyak lagi peran-peran yang dimiliki oleh orang tua kita. Oleh karena itu kita wajib bangga pada mereka. Jika ada orang yang paling menginspirasi itu adalah orang tua kita. Jika ada orang yang paling berjasa itu adalah orang tua kita. Jika ada orang yang paling patut dibalas jasanya, itu pun orang tua kita. Walau pengabdian kita pada mereka tidak akan mengimbangi apa yang telah mereka berikan.

- Untuk orang tuaku yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang.

0 komentar:

Posting Komentar