17 Jun 2018

Jangan Membenci NU


Belakangan kita terus dihadapkan dengan keadaan di mana umat muslim di Indonesia semakin terpolarisasi, menjadi berkubu-kubu dan saling curiga. Antar golongan saling mencaci dan saling membenci. Bahkan di momen Idulfitri yang seharusnya dirayakan dengan penuh kesyahduan, umat Islam di Indonesia masih juga harus dihadapkan dengan masalah yang sama. Ketika Kyai Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berkunjung ke Jerusalem memenuhi undangan Israel sebagai salah satu pembicara dalam forum American Jewish Commite (AJC). Kunjungan yang menurut beliau adalah bentuk diplomasi memperjuangkan kemerdekaan Palestina, tidak lepas dari pro kontra. Tidak sedikit publik di negeri ini yang marah atas apa yang telah dilakukan Gus Yahya, banyak pihak menunjukan ketidaksetujuannya, bahkan Fatah Palestina yang selama ini dinilai lebih "toleran" dibanding Hamas pun ikut mengecam. Akhirnya banyak sekali kecaman sampai cacian yang dialamatkan ke Gus  Yahya, dan ini pada akhirnya mempengaruhi citra NU sebagai organisasi tempat Gus Yahya berada. Kejadian ini semakin menambah daftar alasan bagi publik yang tidak suka dengan NU setelah kejadian-kejadian sebelumnya yang juga diasosiasikan dengan NU. 

Perdebatan dengan NU
Dahulu sering ada perdebatan  di kampung-kampung bahkan di kota antara penganut NU dengan Muhammadiyah dalam tema seperti qunut saat subuh atau jumlah rakaat tarawih. Tapi kini perdebatan semacam itu sudah hampir tidak ada, karena memang para ustadz, kyai dan para dai di masyarakat sudah semakin sukses menjelaskan dengan kepada umat bahwa perbedaan di atas bukanlah masalah besar sehingga kini umat semakin dewasa. Namun, ternyata perdebatan dengan NU kini menjalar ke dunia maya. Dan bukan dengan muhammadiyah melainkan kelompok lain, dengan tema lain pula. Perdebatan ini tidak lepas dengan kebijakan NU yang akhir-akhir ini dinilai banyak bertentangan dengan pandangan beberapa kelompok Islam yang lainnya.

Jika kita melihat perkembangan NU beberapa dekade terakhir, kita akan melihat bahhwa NU memang banyak berubah dibanding jaman awal didirikan. Dahulu NU dikenal sebagai organisasi Islam tradisional, kini NU mulai bertransformasi menjadi sebuah organisasi dengan pemikiran Islam modern. Banyaknya tokoh-tokoh NU yang mendapat pendidikan barat bisa menjadi alasan kenapa terjadi pergeseran pemikiran seperti ini. Maka tidak heran pemikiran-pemikiran seperti "interpretasi ulang Al Quran" yang merupakan pemikiran Islam modern bisa keluar dari tokoh-tokoh NU, organisasi seperti Muhammadiyah dan Persis yang pada zaman kolonial membuat banyak gebrakan pemikiran Islam Modern di Indonesia, bahkan kini kalah "modern" dengan NU. Sejak beberapa tahun terakhir juga aktivis muda NU yang diasosiasikan dengan kelompok "liberal" juga aktif mengelola media-media sosial NU walaupun bukan akun official, namun ini cukup untuk menghadirkan pemikiran NU modern ke dalam ranah online, yang sebelumnya belum tersentuh oleh NU. 

Beberapa hal di atas membuat golongan Islam fundamentalis tidak suka dengan apa yang dilakukan NU. Dan inilah yang terjadi saat ini, di mana media sosial penuh dengan hate speech antar kedua golongan ini. Masing-masing golongan saling membela pendapatnya, juga saling mencaci lawannya. Tidak ada lagi objektivitas dalam menilai kebenaran di sini, yang ada hanya fanatisme buta terhadap golongan masing-masing.

Jangan Membenci NU!
Yang perlu kita pikirkan lagi adalah, perlukah semua ini. Perlukah kita menghabiskan energi kita untuk sebuah kebencian yang tidak perlu, lebih-lebih kepada sesama saudara muslim. Miris rasanya ketika melihat umat muslim saling membenci padalah sama-sama ingin membela Palestina hanya caranya yang berbeda, akhirnya sang penjajah lah yang tertawa melihat kebodohan kita. Yang paling diuntungkan dari semua kebencian ini adalah mereka yang benar-benar memusuhi Islam. Tidak kah cukup kisah Yahudi Madinah yang memecah belah suku Aus dan Khazraj agar kedua suku itu sibuk berperang dan hegemoni ekonomi Madinah tetap berada di tangan Yahudi?

Ada satu buku menarik yang ditulis oleh RAND Corporation sebuah organisasi riset yang berbasis di Amerika, buku itu berjudul "Civil Democratic Islam: Partners, Resources and Strategies" yang berisi strategi untuk mengubah Islam menjadi sesuai dengan nilai-nilai barat. Buku ini ditulis oleh RAND untuk para pembuat kebijakan di dunia barat untuk tahu caranya menghadapi umat Islam. Di dalam buku ini terdapat penjelasan isu-isu sensitif yang ada di dunia Islam, pembagian golongan umat islam, kekuatan dan kelemahan setiap golongan, strategi yang diajukan sampai hadist-hadist dan ayat quran yang bisa digunakan untuk kepentingan si pembuat strategi. Buku ini bisa digunakan siapa saja yang kepentingannya berbenturan dengan umat islam, zionis dengan kepentingan penjajahannya, penguasa dengan kepentingan kekuasaannya bahkan bukan tidak mungkin buku ini juga dipakai para musuh Islam yang memang ingin meredupkan cahaya Islam. Dan jika kita baca, memang banyak sekali kejadian saat ini yang sesuai dengan skenario pada buku tersebut.
Know your enemy and know yourself and you can fight a hundred battles without disaster. - Tzun Zu
Jadi jelas apa yang terjadi saat ini bahwa ada sebagian kelompok yang membenci NU, lalu sebagian pengikut NU juga membenci kelompok yang lain sudah tercatat dalam salah satu bab di buku tersebut yang berjudul "a proposed strategy". Termasuk di dalamnya adalah mengadu domba antar golongan umat Islam, antara kelompok modernis dengan fundamentalis, dengan cara, isu, hadist, ayat yang persis sama dengan apa yang kita alami sekarang. Maka malu lah kita jika teralu fanatik terhadap golongan kita sendiri dan merasa Islam nya paling benar, tapi ternyata kita sudah terperangkap dalam jebakan musuh Islam. Kebencian terhadap NU karena dinilai liberal tidak akan memberikan kemenangan, juga cacian terhadap mereka yang dinilai radikal dan fundamental juga tidak akan membawa kedamaian.

Mulailah untuk tidak terlalu reaktif terhadap apa yang terjadi di sekitar kita, jangan mudah terprovokasi. Jadikanlah Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw sebenar-benarnya petunjuk bagi kita agar kita tidak tersesat di era penuh fitnah seperti sekarang ini.

-Salah satu fitnah terbesar di zaman ini adalah perpecahan umat-


7 Des 2013

Jilbab, Syari'ah dan Konstitusi

Sikap Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) yang masih kukuh untuk menunda izin berjilbab bagi polisi wanita (polwan) saat ini menjadi sorotan banyak pihak. Bagaimana tidak, penundaan izin berjilbab bagi polwan ini dinilai tidak beralasan. Jika dikatakan alasannya adalah anggaran, para anggota DPR di Senayan sepakat untuk mempercepat pencairan anggarannya. Jika alasannya adalah optimalisasi kerja polwan yang terganggu dengan penggunaan jilbab, maka alasan ini pun terbantahkan dengan tidak menurunnya kinerja polwan-polwan di Aceh yang saat ini telah mengenakan jilbab dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya penggunaan jilbab bagi polwan dapat meningkatkan kinerja mereka, karena dengan jilbab polwan akan semakin dihargai di masyarakat, lebih santun dan lebih humanis. 

Sesungguhnya perintah mengenakan jilbab bagi muslimah (termasuk polwan) ini sudah sangat jelas. Allah SWT berfirman dalam surat An Nur ayat 31


Dan katakanlah kepada ara perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka,...
An Nur ayat 31 

Juga pada surat Al Ahzab ayat 59

Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. 
Al Ahzab ayat 59


Semua ulama salaf tidak ada yang berbeda pendapat mengenai ketentuan berhijab yang diambil dari kitab suci Al Qur'an, kitab yang diimani oleh mayoritas masyarakat Indonesia termasuk kepolisian tentunya. Dengan begitu kita sepakat bahwa penggunaan jilbab adalah kewajiban bagi setiap muslimah termasuk polwan yang beragama muslim di dalamnya, dan akan berdosa apabila meninggalkannya. Akan lebih berdosa lagi bagi para pihak terkait yang melarang penggunaan jilbab bagi para muslimah tersebut.

Berbicara mengenai peraturan di Polri sebagai salah satu aparatur negara, tentu erat kaitannya dengan konstitusi. Sebagai negara yang menganut paham konstitusionalisme, Indonesia telah memasukkan hal-hal mengenai HAM ke dalam UUD 1945, aparat negara tentu paham sekali dengan apa itu Hak Asasi Manusia (HAM). Konstitusionalisme dan HAM merupakan dua istilah yang satu sama lain memiliki keterkaitan erat. Konstitusionalisme merupakan paham yang lahir dari perjuangan melawan kekuasaan absolut dan otoriter yang menindas hak asasi manusia. Karenanya paham ini berisikan gagasan mengenai peraturan dan pembatasan kekuasaan.

Dalam perkembangan ilmu mengenai HAM, terdapat dua pengelompokan hak asasi manusia, yaitu derogable rights dan non-derogable rights. Derogable rights hak-hak yang boleh dikurangi atau dibatasi pemenuhannya oleh negara. Hak-hak yang termasuk dalam jenis ini adalah hak atas kebebasan berkumpul secara damai, hak atas kebebasan berserikat, dan hak atas kebebasan menyatakan pendapat. Sementara non-derogable rights adalah hak-hak yang bersifat absolut yang tidak boleh dikurang-kurangi pemenuhannya oleh negara. Hak-hak yang termasuk dalam jenis ini telah dirumuskan dalam UUD 1945 pasal 28 I ayat (1) yang berbunyi,

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sabagai pribadi di hadapan umum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun
Dengan demikian pemakain jilbab bagi polwan yang termasuk ke dalam hak beragama termasuk ke dalam non-derogable rights yang mana negara tidak boleh mengurangi pemenuhannya. Ini juga yang menjadi alasan apabila kita melihat negara-negara Eropa yang telah menjunjung tinggi HAM, kita akan menemukan polwan-polwan Muslimah di sana dapat mengenakan jilbab saat bertugas.

Polri sebagai institusi penegak hukum sudah seharusnya dapat menjalankan amanat konstitusi tersebut. Karena bagaimana mungkin mereka dapat menegakkan hukum dan melindungi hak asasi manusia bagi warga negara apabila mereka sendiri telah melanggarnya di lingkungan internal kepolisian. (07/12/13)

2 Okt 2013

1 Oktober 2013 (Hari Kesaktian Pancasila)

Siang ini seperti siang-siang lainnya tidak ada yang spesial. Tembalang masih panas seperti biasanya, setelah selesai segala urusan di kampus, saya langsung kembali ke kontrakan, Al Bayt. Apalagi kalau bukan cucian yang membuat saya menyegerakan untuk pulang ke kontrakan di tengah kesibukan aktivitas kampus mulai dari akademik sampai non akademik, mulai dari kuliah sampai merapat di rapat-rapat.
Sesampainya di Al Bayt saya langsung berkutat dengan cucian yang sudah menunggu, beberapa menit kemudian datang Papi, anak ibu kontrakan. Ia datang meminta mengaji, akhirnya acara cuci mencucinya harus ditunda dulu.
Setelah ngajarin Papi ngaji, saya iseng-iseng nanya ke Papi, “Pi, tadi kamu upacara ga di sekolah?”, “Upacara dong mas! Mas ndak upacara toh?” dengan suaranya yang beraksen jawa sekali dia balik bertanya. “Haha, upacara kok, tapi guru-gurunya doang, mas sih ga ikut upacara. Oh iya tadi emang upacara memperingati apa?”. “Memperingati hari kesaktian Pancasila mas” jawab Papi. Lalu saya iseng lagi bertanya sama Papi, “Loh emang Pancasila sakti gimana?”, “mmm, sakti bisa menyatukan bangsa Indonesia mas” jawab Papi polos. Dari jawaban Papi saya lalu menyimpulkan kalo dia sudah mengikuti upacara dengan baik, mungkin kata-kata itu dia dapat dari pidato pembina upacara.
Setelah itu Papi seperti biasa membujuk supaya bisa pinjem laptop saya, tapi karena hari ini bukan hari libur saya ga kasi pinjem deh, akhirnya saya kasi kertas sama pulpen buat dia gambar. Sambil nemenin dia gambar saya tidur-tiduran, dan karena (mungkin) saya lelah akhirnya saya ketiduran beneran sampai jam setengah lima sore (padahal ada kuliah jam 4 -_-‘). Saat bangun saya panik karena melihat jam sudah pukul 16.29. Papi sudah tidak ada di samping saya, yang ada hanya kertas yang tadi dia gambar, saya ambil kertas itu lalu saya perhatikan gambarnya. Ada gambar burung Garuda dan makhluk-makhluk lainnya. Dan ada tulisan Burung Garuda VS Banteng Berduri VS Rumput Laut Duyung VS Ular Naga. Wah, ini si Papi habis main games berantem ya, pikir saya dalam hati. Eh tapi tunggu dulu, setelah saya perhatikan lagi tulisannya Burung Garuda VS Banteng Berduri, Rumput Laut, Ular Naga. Waduh ini sih keroyokan namanya, pikir saya lagi. Lalu saya mengingat percakapan saya dengan Papi siang tadi mengenai kesaktian Pancasila. Apa mungkin maksudnya Papi dari gambarnya adalah kesaktian Pancasila dalam hal ini burung Garuda melawan makhluk-makhluk lain, padahal dia baru kelas 6 SD tapi masa sudah berpikiran ke situ, atau memang anak SD jaman sekarang sudah sangat kritis ya. Terlepas dari gambar makhluk-makhluk yang ada di gambarnya yang mirip dengan makhluk-makhluk di film legenda salah satu stasiun TV nasional (baca: Indosiar), gambarnya ini menginspirasi saya untuk menuliskan satu buah tulisan tentang kesaktian Pancasila. Pokoknya besok saya harus nulis tentang itu. Menulis tentang Pancasila yang sedang dikeroyok. Fix! (02/10/13)

19 Jun 2013

Upgrading KAMMI

Selasa, 18 Juni 2013
PK KAMMI Fakultas Teknik Undip mengadakan acara upgrading bagi pengurus-pengurus KAMMI FT. Acara ini dilaksanakan di objek wisata "Grojogan Sewu" Tawangmangu. Pada upgrading ini para pengurus dapat saling sharing dan saling mengevaluasi mengenai kinerja KAMMI FT selama ini. Dengan adanya acara ini diharapkan ukhuwah di antara pengurus KAMMI akan semakin terjalin. 
Saya sebagai salah satu peserta pun merasakan bahwa ukhuwah itu semakin terjalin setelah mengikuti acara ini :)
Berikut adalah beberapa foto acara upgrading yang saya ambil 

Objek Wisata Grojogan Sewu
Di objek wisata Grojogan Sewu anda akan menemukan banyak sekali monyet. Sekedar tips, berhati-hatilah dengan barang bawaan anda terutama makanan, karena monyet-monyet ini tidak malu-malu untuk merebutnya dari anda.
Salah satu kasusnya adalah teman saya Wildan yang keluar mobil membawa sekantong pisang molen, begitu keluar ia langsung disambut monyet-monyet ini dan tidak berdaya ketika pisang molennya direbut.

Menikmati Hasil Jarahan
Kakom aja ga berani 
Tapi ternyata monyet-monyet ini juga bagus dijadikan objek foto

Monyet Bergaya
Kejadian berikutnya setelah foto di atas diambil adalah, monyet yang melihat ke kamera berusaha merebut kamera (yang mungkin dia sangka makanan) dan sang fotografer (baca: saya) lari tunggang langgang

Peserta Upgrading
Mas Rahmat dan para penerus bangsa

Saya bersama salah satu artis Indosiar "Siluman Ular Sanca"
Yang ini adalah bapak yang menawarkan jasa foto. Kata beliau sekarang yang minta foto sudah sedikit karena orang-orang sudah banyak yang punya hape berkamera, "tidak seperti dulu" katanya. Saya ingat memang dulu tahun 90-an ketika saya masih kecil, jasa foto seperti ini sangat laris.
Di foto ini dia sedang bersama cucunya memancing di jembatan sambil menunggu pelanggan.

Jasa Foto
Penasaran bagaimana air terjunnya, ini dia! taraaa

Mas Fatih terpesona
MasyaAllah, keren kan?!
Oke, gimana, keren kan? Tempat ini saya rekomendasikan untuk kalian yang mencari objek wisata alam yang masih terawat. Terakhir mari kita lestarikan alam kita supaya nanti anak cucu kita masih bisa menikmati keindahan yang seperti ini. ;)

21 Mei 2013

Aksi Refleksi 15 Tahun Reformasi KAMMI Semarang

Selasa (21/05), KAMMI Daerah Semarang melakukan aksi peringatan 15 tahun reformasi. Aksi yang digelar di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah ini diikuti oleh Pengurus KAMMI dari berbagai perguruan tinggi di Semarang di antaranya, Undip, Unnes dan Polines.
Aksi diawali dengan melakukan orasi di sekitar jalan pemuda. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan ke kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah. Di sana kembali digelar orasi dan juga teatrikal. Selain itu ada juga pembacaan puisi yang dibawakan oleh salah satu peserta aksi. Di tengah jalannya aksi sempat terjadi ketegangan antara para peserta aksi dengan petugas keamanan karena para peserta aksi tidak diperkenankan masuk ke kantor gubernur Jawa Tengah. Ketegangan baru mereda saat beberapa perwakilan peserta aksi diperkenankan masuk untuk menemui anggota DPRD, namun sayangnya tidak ada satu pun anggota DPRD yang berada di dalam kantornya.
Dalam aksinya kali ini, KAMMI daerah Semarang memiliki 15 tuntutan yang ditujukan pada pemerintah. Yaitu:
  1. Tolak kapitalisasi dan liberalisasi pendidikan
  2. Pendidikan gratis sampai perguruan tinggi
  3. Tolak kenaikan harga BBM
  4. Tuntaskan kasus KKN
  5. Wujudkan kesejahteraan rakyat terutama buruh petani dan nelayan khusunya di Jawa Tengah
  6. Wujudkan kebijakan energi dan migas untuk kepentingan rakyat bukan kepentingan asing
  7. Pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia
  8. Wujudkan penegakkan hukum yang adil seadil-adilnya
  9. Melawan lupa untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM
  10. Melestarikan, mengembangkan budaya bangsa sebagai aset dan kekayaan bangsa