17 Jan 2013

Mahasiswa Pelita Bangsa


    Mahasiswa merupakan produk dari perguruan tinggi. Perguruan tinggi tidak dapat kita artikan sebagai tempat yang hanya untuk belajar dan absen, tetapi perguruan tinggi merupakan tempat penggemblengan mahasiswa agar mereka memiliki cahaya idealisme di hati mereka. Perguruan tinggi juga berfungsi menanamkan di setiap jiwa mahasiswa sebuah semangat perjuangan, semangat perubahan yang akan membuat mahasiswa membawa bangsa ini menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
     Mahasiswa sebagai golongan yang lahir dari perguruan tinggi dapat dimasukan ke golongan intelektual. Golongan intelektual yaitu golongan yang berisi orang-orang intelek, yakni orang-orang terpelajar yang memiliki kelebihan dibanding masyarakat pada umumnya. Kelebihan ini dapat berupa lebih cerdas, lebih pintar atau lebih luas wawasannya. Golongan ini merupakan pelita dalam gulita, yang akan membawa orang di sekitarnya ke arah cahaya. Golongan intelektual bak obor yang selalu menyala, membangkitkan semangat perjuangan bagi siapapun yang memegangnya, semangat perubahan dan yang akan membangkitkan dalam jiwa setiap insan bahwa benar harapan itu masih ada.
    Kondisi negeri ini semakin carut marut. Indonesia, yang dahulu didirikan sebagai negara hukum, kini seperti kehilangan jati dirinya. Hukum hanya runcing ke bawah namun tumpul di atasnya. Negeri ini seperti kapal yang terombang-ambing di tengah samudera, terbawa angin dan kehilangan arah tujuan. Dan datanglah mereka para perompak yang ingin menguasai kapal ini, mereka adalah para pembajak reformasi. Orang-orang yang berkedok sebagai orang baik, mengaku sebagai pemimpin paling adil di muka bumi namun kenyataannya mereka adalah pemimpin zalim yang haus akan kekuasaan. Keadaan seperti inilah yang harus dihadapi mahasiswa sebagai golongan intektual. Mahasiswa yang memiliki tanggung jawab sosial dan peran sebagai social control dan social pressure.
     Mahasiswa sebagai golongan intelektual tidak boleh bersikap netral dan tidak memiliki ideologi, apalagi berpihak kepada pemimpin yang zalim tersebut. Tetapi mahasiswa seharusnya dapat mengontrol jalannya pemerintahan agar tidak keluar dari rel yang telah ditetapkan. Mahasiswa harus bisa menekan segala bentuk kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat. Sebagaimana janji mereka pada Sumpah Pemuda 1928, yang menghasilkan tiga pemahaman yaitu satu Nusa satu bangsa dan satu bahasa. Saat inipun peran sosial politik terus dimainkan, mahasiswa masih dan akan terus mengawasi dalam setiap tindak tanduk eksekutif, legislatif dan yudikatif.
     Siap atau masih bersiap, inilah kondisi yang harus bisa dihadapi oleh mahasiswa. Masalah dan tantangan yang diwariskan dari generasi sebelumnya bukanlah pilihan, tetapi ini kewajiban bagi setiap mahasiswa yang mengaku dirinya golongan intelektual, bagi mereka yang mengerti akan manisnya perjuangan. Mahasiswa sekarang dihadapkan pada kenyataan tentang potret buruk bangsa ini. Harapan besar ada pada mahasiswa, merekalah yang akan mewarisi perjuangan generasi terdahulu melawan kezaliman dan ketidakadilan di negeri ini. Sesungguhnya mahasiswa diciptakan untuk membangun kembali bangsa ini yang telah jauh terjatuh, perlahan namun pasti, akan tiba masa mahasiswa membawa keadilan yang merata untuk segenap rakyat Indonesia. Peran dijalankan dengan penuh tanggung jawab untuk mewujudkan Indonesia yang dicita-citakan oleh kita semua.

0 komentar:

Posting Komentar