8 Apr 2011

Sanlatnas 2010

Tahun 2010 hampir berakhir, ulangan semester juga sudah lewat. Tinggal liburan yang datang menanti,. Di liburan semester kali ini, gue ikut kegiatan pesantren kilat nasional 2010 di Bekasi. Oh iya selain gue, ada fachrul, siti windi dan fira yang ikut acara ini. Kita mewakili kota Tangerang Selatan. Tadinya sih acara ini mau diadain di Malang, tapi karena waktu itu kalo ga salah gunung Bromo sedang dalam keadaan waspada maka acaranya dipindahkan ke kota Bekasi, tepatnya di asrama haji kota Bekasi. Yah nyesel juga sih, soalnya Bekasi kan deket banget sama Tangerang Selatan. Otomatis pengalaman yang gue dapet bakalan sedikit dong, tapi dugaan gue salah ternyata walaupun diadain di Bekasi gue tetap dapet banyak pengalaman dan acaranya tetap berasa Jawa nya, kenapa? Karena mayoritas peserta sanlatnas 2010 berasal dari Jawa tengah dan Jawa timur, jadi podo wae toh hehe. Walaupun mayoritas peserta berasal dari jateng dan jatim, faktanya gue sekamar dengan 8 orang yang semuanya adalah sundanese. Gue masih inget nomer kamarnya adalah Mina A 204.

Nih dia penghuni kamar Mina A 204.



Heykal, anggota rohis dari Cibinong, Bogor. Bahasanya sunda campur betawi khas cibinong. Walaupun masih kelas satu tapi tubuhnya paling besar di antara seluruh penghuni kamar Mina A 204. Heykal ini dari tampang sampai kelakuan kaya orang Arab dia pake baju gamis, bawa siwak, minyak wangi, permen-permen herbal made in Arab, pokoknya semua yang berbau Arab deh. Dan ternyata setelah gue tanya ternyata emang dia keturunan Arab. Gue banyak belajar ke Heykal, walaupun dia lebih muda dari gue, tapi ga ada salahnya kan gue belajar ke dia. Toh tingkatan manusia di mata Allah bukan dilihat dari umur, melainkan dari ketaqwaannya. Gue banyak diskusi ke dia dari masalah pergaulan sehari-hari sampe masalah konflik Palestina-Israel yang ga ada abisnya itu. Dan setiap dia jawab tuh, dia selalu menyertakan dalil naqli atau ayat qurannya, dia hafal surat-suratnya. Jarang banget ngeliat anak muda kaya Heykal ini, yang hafal ayat-ayat quran, hadist dan sunah-sunah rasul. Dan intinya, gue pengen kaya Heykal.



Randy, satu SMP dengan Heykal. Masih kelas 10 sama seperti Heykal. Tapi keliatan paling dewasa, soalnya dia ga banyak omong atau ga suka ceplas ceplos. Dia juga pinter kaya Heykal.



Madsuni dari Pandeglang, Banten. Fasih berbahasa Sunda. Madsuni ini anggota osis, rohis, pramuka dan sepak bola di sekolahnya. Kayaknya sih Madsuni ini tipe-tipe jenius lokal gitu di daerahnya, soalnya semua ekskul diikutin sih kayaknya, hampir sama kaya gue waktu SMA kelas 1, semua ekskul diikutin, cuma ada sedikit perbedaan beetwen us, Madsuni ikut banyak ekskul dan aktif di semua ekskul. Gue ikut banyak ekskul dan gak aktif di setiap ekskul. It’s just a little different beetwen us, right?. Dia juga pernah cerita ke gue kalo dia prihatin sama kebiasaan orang di kampungnya yang dikit-dikit berantem pada saat mendukung tim kesebelasan kampungnya. Kalo gue bilang sih sama aja, ga di Pandeglang ga di Pamulang sama-sama suka berantem deh kalo lagi nonton bola.

Asep, yang ini temennya Madsuni. Sama-sama dari Pandeglang, Banten dan sama-sama fasih berbahasa Sunda. Asep ini juara MTQ se-Pandeglang kalo ga salah. Anaknya lebih pendiem dari Madsuni, waktu awal-awal mungkin Cuma Madsuni yang sering ngobrol ke gue dan Fachrul tapi setelah gue mencoba lebih akrab sama dia (cara: minta minyak wanginya setiap mau pergi ke masjid. *ga modal*) maka dia jadi akrab juga haha.


Luthfi asal Tangerang tapi jangan salah dia juga bisa bahasa Sunda. Dia ini wakil ketua rohis kota Tangerang dan ketua osis di sekolahnya. Gue banyak sharing masalah-masalah rohis ke luthfi ini, dan gue juga jadi tau bagaimana teknis pembentukan organisasi rohis tingkat kota karena dia.

Dito, kalo yang ini asal kota Tangerang sama kaya Luthfi tapi beda sekolah. Satu-satunya yang ga bisa bahasa Sunda selain gue. Kalo gue ngobrol sama dia ga banyak benturan budaya yang terjadi, gue masih bisa ngomong seputar kaskus, manggil-manggil agan, ngomong ane-ente walaupun pada akhirnya satu kamar pada ngomong ane-ente juga, tapi keliatan banget si Madsuni, Asep agak-agak gimana gitu ngomong ane-entenya, biasanya kan mereka ngomongnya abdi-maneh, akulturasi bahasa mulai terjadi hahaha. Dito juga sering ngasi info ke gue tentang kepengurusan rohis karena dia juga pengurus rohis kota tangerang.

Sebenernya masih ada dua orang lagi yang dari Singaparna, tapi sayangnya gue lupa namanya. Dan di FB juga mereka pake nama samaran, terus jarang online pula, jadi susah untuk nanya.



Mina A 204, keep the ukhuwah

1 komentar: