16 Apr 2011

Pohon



Hari-hari gue kayaknya bakal jadi lebih panas, kenapa? Karena pohon yang ada di depan rumah gue itu, kemarin baru aja ditebang. Padahal belum satu minggu lagi hari bumi, sekarang aja anak-anak pecinta alam sekolah di gue lagi gencar-gencarnya mengkampanyekan penanaman pohon. Coba aja pohon itu punya gue, pasti gue ga akan tebang. Karena gue tau, gue sangat butuh pohon. Tapi sekarang gue bukan mau bahas masalah hari bumi atau lingkungan, tetapi gue mau bahas filosofi dari pohon itu sendiri.

Pohon sangat dibutuhkan manusia, pohon bisa menyerap air supaya ga banjir, mencegah erosi, nyediain oksigen buat kita napas atau seenggaknya pohon bisa jadi tempat kita buat ngadem. Begitu juga pohon di depan rumah gue, gue butuh pohon itu. Terlepas dari mitos bahwa pohon di depan rumah gue itu tempat tinggal makhluk halus yang suka ganggu orang, gue tetap butuh pohon itu.

Nah, sekarang hubungannya dengan manusia apa?. Manusia bisa seperti pohon, di mana dia bisa menjadi pelindung orang lain, bermanfaat bagi orang lain. Apabila ia tidak ada maka kehadirannya ditunggu-tunggu. Ia berguna bagi orang lain. Walaupun kadang orang yang baik selalu mendapatkan gosip-gosip yang tidak enak untuk didengar, yang tidak jelas datang dari mana, kita tetap tidak bisa mengelak bahwa orang itu memang baik dan berguna bagi kita. Memang kemuliaan itu tidak akan pernah tertukar, orang yang baik dan berguna walau bagaimana pun ia dicerca atau dijelek-jelekan dengan fitnah-fitnah murahan, kebaikannya tidak akan sirna. Ia akan tetap istiqomah pada kebaikannya.

Begitulah seharusnya kita menjadi manusia, berguna bagi orang lain dan mampu istiqomah atau konsisten dalam kebaikan kita tersebut. -muhammad iqna-

0 komentar:

Posting Komentar